Kamis, 08 Desember 2011
Tragedi Hillsborough
Saat itu tengah terjadi perebutan tempat final antara Liverpool yang berhadapan dengan Nottingham forest di stadion milik Sheffield Wednesday, hillsborough.
Kala itu stadion yang di kenang namanya sepanjang masa. Pihak official menyediakan tak kurang dari 15.000 tempat duduk bagi tim tamu. Jumlah suporter yang berjumlah puluhan ribu berebut memasuki stadion. Alhasil, suporter yang telah masuk ke dalam, tergencet pagar tinggi karena dorongan orang di luar.kejadian itu terjadi di tribun Lepping Land End. Sedangkan orang yang telah masuk ke dalam, berusaha menuju ke tribun timur. Sedangkan para suporter di tribun timur timur terinjak ribuan suporter di tribun barat. Orang yang masih berada di luar stadion selamat dengan truma sepanjang hidup mereka.Kejadian berdarah memilukan ini ditengarai karena standard keamanan yang sangat minim serta banyaknya suporter yang mabuk.
Kejadian itu terjadi tepat saat peluit kick off.sorak-sorai suporter yang sangat antusias mendukung tim kesayangannya berubah menjadi jerit kengerian.94 Liverpudlian meninggal seketika , sedangkan korban ke 95 meninggal 2 hari setelah kejadian, serta korban ke 96 meninggal setelah 4 tahun koma dan di rawat intensif di rumah sakit.730 orang terluka dalam stadion, sedangkan 36 orang teluka di luar stadion. Jumlah korban laki-laki adalah sebanyak 89 orang, serta jumlah korban perempuan sebanyak 7 orang.
Kebanyakan korban berusia di bawah 30 tahun serta 13 orang berusia di bawah 20 tahun. Korban yang paling muda adalh berumur 10 tahun. Yang tak lain adalah Jon Paul Gilhooley yang merupakan sepupu terdekat dari kapten sekaligus pemain kesayangan publik Anfield, Steven Gerrard. Sebelum kejadian mengerikan di Hillsborough tersebut, sang sepupu menjanjikan hadiah coklat besar pada hari ulang tahun Gerrard, yang memang menjadi makanan kesukaan Gerrard. Namun, janji itu tak pernah terpenuhi, bahkan dia tak sempat melihat Gerrard berusia 9 tahun.
Steven Gerrard merupakan satu dari ribuan orang yang trauma karena kejadian tersebut.Termasuk sang legenda Liverpool Kenny Daglish yang menjadi saksi hidup kejadian tersebut. Yang juga nyaris kehilangan kedua anaknyapada kejadian tersebut.
Tabloid berskala nasional di negeri ratu Elisabeth, The Sun menambah panas suasana dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa suporter Liverpool lah yang menjadi biang keladi kejadian terbesar persepak bolaan Inggris tersebut. Mereka seolah-olah adalah Tuhan yang mengetahui segalanya pada waktu itu. Mereka bahkan tidak tahu bahwa seluruh kerabat korban merasa sakit hati dengan pernyataan yang mereka keluarakan. Sejak saat itu, seluruh Liverpudlian menolak untuk menerima seluruh berita yang di keluarkan The Sun. walaupun itu menyangkut klub kesayangan mereka, Liverpool.
Hal itu pula yang mendasari seluruh simpatisan keluarga korban mempertanyakan, memperjuangkan, serta mengampanyekan keadialn bagi 96 korban Hillsborough. Setiap tanggal 15 April, mereka berkumpul di Hillsborough Family Support Group (HFSG) untuk mengampanyekan “HILLSBOROUGH : JUSTICE FOR 96 REST IN PEACE”.
Walaupun sudah hampir dua dekade sejak kejadian itu, mereka tak kenal lelah untuk memperjuangkan keadilan bagi 96 korban.
Kepedulian Liverpool terhadap seluruh korban juga sangat tinggi.setelah kejadian tersebut, Liverpool sepakat untuk menambahkan dua obor abadi di kanan kiri Liverbird.
Setiap tanggal 15 April, pukul 03.06 dini hari waktu setempat, diadakan acara mengheningkan cipta untuk mendoakan seluruh korban Hillsborough. Serta seluruh pertandingan Liverpool pada hari itu di tangguhkan ke hari lain.
Di Anfield juga dibangun tugu peringatan yang berisi 96 korban yang meninggal serta dinyalakan lilin abadi yang akan menyala sepanjang masadi sana.
Namun di lihat dari sisi baiknya, Tragedi Hillsborough membawa berbagai perubahan bagi persepakbolaan Inggris. Diantaranya adalah di hilangkannya pagar pembatas antara tribun suporter dengan lapangan. Serta peningkatan standard keamanan stadion dan penambahan kapasitas stadion.
Pada akhirnya, tragedi Hillsbough telah memberika banyak pelajaran bagi persepak bolaan Inggris.
Hillsborough juga menjadi penyemangat Liverpool memberikan kemenangan, karena kemenangan Liverpool pada tanggal sebelum atau sesudah tanggal 15 April, akan dipersembahkan untuk seluruh korban Hillsborough.
Stadion Hillsborough, yang berkapasitas 40.000 penonton, hanya menyediakan kurang dari 15.000 tempat duduk bagi suporter tim tamu. Padahal, waktu itu Liverpudlians sangat bersemangat menyaksikan tim favoritnya, yang saat itu sedang mencapai masa jayanya.
Meski Liverpool akhirnya menjadi juara dengan mengalahkan Everton, kejadian tersebut telah menorehkan luka mendalam bagi tim sepak bola di seluruh dunia. Keluarga korban menggugat polisi dan petugas lapangan, yang awalnya tidak mengakui bahwa musibah itu disebabkan karena keteledoran memaksakan penonton masuk ke stadion yang penuh sesak.
Mengingat kembali kejadian tragis tersebut, berikut rentetan kejadian pada hari H berdasarkan informasi yang didapatkan oleh Times Online:
Pukul 08.00 Pendukung Liverpool mulai berkonvoi menuju Stadion Hillborough di Kota Sheffield, sebelah timur Liverpool.
09.00 Sebanyak 801 personil awal petugas kepolisian, 370 petugas lapangan, serta petugas loket datang ke stadion. Seluruhnya ada 1.100 orang ofisial yang bertugas di pertandingan itu.
10.00 Polisi mengadakan pertemuan di tribun utara untuk membahas pengamanan stadion. David Duckenfield untuk pertama kalinya ditunjuk sebagai kepala keamanan dalam duel sepak bola itu.
11.00 Gelombang pertama pendukung Liverpool tiba di stasiun kereta api di Sheffield. Dalam waktu 3,5 jam berikutnya, jumlah suporter diperkirakan mencapai 25.000 orang.
12.30 Ketua Federasi Sepak Bola Inggris (FA), Graham Kelly, beserta tamu lain tiba di stadion untuk makan siang bersama jelang pertandingan.
14.00 Liverpudliands datang dalam jumlah berlipat-lipat dan langsung mengantre di tujuh gerbang menuju tribun barat dekat Jalan Leppings Lane.
14.17 Suasana mulai ricuh di tiap gerbang mengingat padatnya orang di antrean tersebut.
14.30
Kerumunan pengantre mulai tak terkendali, sementara peluit kick-off harus dibunyikan setengah jam berikutnya.
14.45
Petugas meminta agar suporter tetap di tempat dan tidak saling berebut memasuki area stadion. Ribuan calon penonton masih berada di luar stadion.
14.52 Kepala keamanan, Duckenfield, meminta Gerbang C, dekat Leppings Lane, dibuka untuk memudahkan penonton masuk ke arena pertandingan. Perintah itu membuat 2.000 suporter merangsek menuju sektor 3 dan 4 di tribun barat.
15.00
Pertandingan dimulai, tapi pendukung Liverpool masih berjejalan di lorong menuju sektor 3 dan 4.
15.06 Penonton mulai ricuh. Sebagian orang memasuki lapangan pertandingan, sementara beberapa korban cedera dan meninggal mulai berjatuhan. Wasit terpaksa menunda pertarungan.
15.10 Perintah darurat dikeluarkan untuk menjebol pagar pembatas setinggi 3 meter antara bangku penonton dan lapangan.
15.13
Mobil ambulans datang melalui Jalan Leppings Lane tapi tak berhasil masuk ke dalam stadion karena terhalang padatnya suporter yang masih berada di luar stadion.
15.15 Mandor keamanan menuju ke ruang pengawasan di barat daya stadion untuk melihat situasi yang terjadi. Ia baru sadar bahwa perintah membuka Gerbang C telah membuat gelombang besar penonton merangsek ke stadion.
15.22 Petugas pemadam kebakaran dengan alat pemotong pagar datang ke stadion melalui pintu utara. Polisi menahan mereka di luar stadion karena tenaga mereka tidak diperlukan. Polisi justru membantah adanya kabar karut-marut dalam stadion.
15.27
Pertugas lapangan stadion mulai melakukan evakuasi korban dengan menggunakan papan reklame sebagai tandu.
15.28
Kevin Williams, seorang bocah 15 tahun, diangkut ke tengah lapangan dalam kondisi mengenaskan. Ia masih hidup, tapi tak mendapatkan pertolongan medis. Polisi berdatangan masuk ke dalam stadion, sementara korban dibawa ke rumah sakit terdekat.
16.01
Pertandingan secara resmi dihentikan.
18.45
Dokter koroner, Stephen Proper, tiba di stadion dan memerintahkan untuk memotret korban tewas. Foto-foto polaroid itu langsung dipampang di luar stadion untuk mempermudah kerabat mengidentifikasi korban.
21.30
Identifikasi fisik para korban dimulai. Sebanyak 96 orang tewas, termasuk korban termuda Jon-Paul Gilhooley (10 tahun), sepupu kapten Liverpool, Steven Gerrard. Pada saat kejadian, Gerrard baru berumur 9 tahun.
REST IN PEACE TO LIVERPUDLIANS
"YOU'LL NEVER WALK ALONE "
Sumber : Dari berbagai sumber
Tragedi Heysel
Tragedi Heysel terjadi pada tanggal 29 Mei 1985 di mana pada saat itu
tengah terjadi pertandingan antara Liverpool dan Juventus di Piala
Champions (saat ini Liga Champions). Peristiwa ini merupakan sejarah
buram persepak bolaan Inggris pada tahun itu, karena saat itu klub-klub
Inggris sedang jaya-jayanya.
Karena peristiwa ini pula tim-tim dari Inggris dilarang bermain di tingkat internasional selama 5 tahun lamanya.
Peristiwa ini bermula dari fans masing-masing klub yang saling mengejek dan melecehkan. Lalu tiba-tiba sekitar satu jam sebelum kick off kelompok hooligan Liverpool menerobos pembatas masuk ke wilayah tifosi Juventus. Tidak terjadi perlawanan karena yang berada di bagian tersebut bukanlah kelompok Ultras. Pendukung Juventus pun berusaha menjauh namun kemudian sebuah tragedi terjadi.
Dinding pembatas di sektor tersebut roboh karena tidak kuasa menahan beban dari orang-orang yang terus beruhasa merangsek dan melompati pagar. Ratusan orang tertimpa dinding yang berjatuhan. Akibat peristiwa ini sebanyak 39 orang meninggal dunia dan 600 lebih lainnya luka-luka.
Meskipun terjadi peristiwa yang mengenaskan dengan jumlah korban yang begitu besar, panitia memutuskan untuk terus melanjutkan pertandingan. Kick off dilakukan setelah kapten kedua kesebelasan meminta penonton untuk tenang. Alasan lain adalah untuk meredam atmosfer kerusuhan yang mulai menyebar.
Tifosi Ultras Juventus di bagian lain stadion sempat akan melakukan pembalasan. Mereka mencoba untuk bergerak ke arah pendukung Liverpool namun berhasil dicegah satuan keamanan. Dengan dimulainya pertandingan maka suasana bisa mulai dikendalikan.
Pertandingan itu sendiri dimenangi Juventus dengan hasil akhir 1 – 0. Michel Platini mencetak gol semata wayang Juventus dari titik penalti setelah Michael Platini dilanggar oleh pemain Liverpool.
Korban
39 suporter sepak bola meninggal dalam peristiwa ini, 32 suporter Juventus, 4 orang warga negara Belgia, 2 orang Perancis serta seorang Irlandia.
Sebuah tugu peringatan Tragedi Heysel didirikan dengan biaya £140,000. Diresmikan tepat 20 tahun setelah kejadian tersebut, 29 Mei 2005. Berbentuk jam matahari, tugu tersebut dihiasi dengan batu-batuan yang berasal dari Italia dan Belgia.
Sebuah puisi “Funeral Blues” oleh penyair Inggris W. H. Auden melengkapi simbolisasi kesedihan tiga negara. 39 lampu bersinar untuk setiap korban Heysel. Tugu peringatan ini didesain oleh seniman Perancis Patrick Remoux.
Perdelapan final Liga Champions 2005 mempertemukan kedua tim. The Kop, di Liverpool mengkoordinasikan sebuah koreografi mosaik bertuliskan “Amicizia” ditujukan kepada para suporter Juventus yang memadati Anfield.
Artinya persahabatan, sebuah permohonan maaf kepada tifosi Juventus. Sebagian tifosi menyambutnya, namun tidak sedikit pula yang menolaknya karena rentang waktu uluran persahabatan tersebut terlalu lama, 20 tahun sejak tragedi Heysel pecah.
Karena peristiwa ini pula tim-tim dari Inggris dilarang bermain di tingkat internasional selama 5 tahun lamanya.
Peristiwa ini bermula dari fans masing-masing klub yang saling mengejek dan melecehkan. Lalu tiba-tiba sekitar satu jam sebelum kick off kelompok hooligan Liverpool menerobos pembatas masuk ke wilayah tifosi Juventus. Tidak terjadi perlawanan karena yang berada di bagian tersebut bukanlah kelompok Ultras. Pendukung Juventus pun berusaha menjauh namun kemudian sebuah tragedi terjadi.
Dinding pembatas di sektor tersebut roboh karena tidak kuasa menahan beban dari orang-orang yang terus beruhasa merangsek dan melompati pagar. Ratusan orang tertimpa dinding yang berjatuhan. Akibat peristiwa ini sebanyak 39 orang meninggal dunia dan 600 lebih lainnya luka-luka.
Meskipun terjadi peristiwa yang mengenaskan dengan jumlah korban yang begitu besar, panitia memutuskan untuk terus melanjutkan pertandingan. Kick off dilakukan setelah kapten kedua kesebelasan meminta penonton untuk tenang. Alasan lain adalah untuk meredam atmosfer kerusuhan yang mulai menyebar.
Tifosi Ultras Juventus di bagian lain stadion sempat akan melakukan pembalasan. Mereka mencoba untuk bergerak ke arah pendukung Liverpool namun berhasil dicegah satuan keamanan. Dengan dimulainya pertandingan maka suasana bisa mulai dikendalikan.
Pertandingan itu sendiri dimenangi Juventus dengan hasil akhir 1 – 0. Michel Platini mencetak gol semata wayang Juventus dari titik penalti setelah Michael Platini dilanggar oleh pemain Liverpool.
Korban
39 suporter sepak bola meninggal dalam peristiwa ini, 32 suporter Juventus, 4 orang warga negara Belgia, 2 orang Perancis serta seorang Irlandia.
Sebuah tugu peringatan Tragedi Heysel didirikan dengan biaya £140,000. Diresmikan tepat 20 tahun setelah kejadian tersebut, 29 Mei 2005. Berbentuk jam matahari, tugu tersebut dihiasi dengan batu-batuan yang berasal dari Italia dan Belgia.
Sebuah puisi “Funeral Blues” oleh penyair Inggris W. H. Auden melengkapi simbolisasi kesedihan tiga negara. 39 lampu bersinar untuk setiap korban Heysel. Tugu peringatan ini didesain oleh seniman Perancis Patrick Remoux.
Perdelapan final Liga Champions 2005 mempertemukan kedua tim. The Kop, di Liverpool mengkoordinasikan sebuah koreografi mosaik bertuliskan “Amicizia” ditujukan kepada para suporter Juventus yang memadati Anfield.
Artinya persahabatan, sebuah permohonan maaf kepada tifosi Juventus. Sebagian tifosi menyambutnya, namun tidak sedikit pula yang menolaknya karena rentang waktu uluran persahabatan tersebut terlalu lama, 20 tahun sejak tragedi Heysel pecah.
Kamis, 01 Desember 2011
Sejarah Jersey Liverpool
Lambang ‘Liver Bird’ pertama kali muncul
di seragam Liverpool FC pada partai final Piala FA tahun 1950. Lambang
yang secara signifikan telah menjadi bagian dari perjalanan panjang
Liverpool FC. Lambang Liverpool ini mengalami perubahan pertama pada
musim kompetisi 1955/56 dimana gambar ‘Liver Bird’ berada di dalam
lingkaran ouval dan tulisan L.F.C berada di bawah ‘Liver Bird’. Lambang
versi ini bertahan sampai tahun 1968.
Pada tahun 1968 diambil keputusan untuk
memperkenalkan lambang klub yang lebih modern. Lambang ‘Liver Bird’
langsung disulam ke seragam pemain dengan menyingkirkan garis pijakan
pada kaki ‘Liver Bird’ dan menghilangkan lingkaran ouval. Lambang ini
bertahan sampai tahun 1987, dimana pada tahun 1985 sponsor seragam
berubah dari UMBRO kepada ADIDAS.
Seiring dengan perubahan sponsor
seragam, maka lambang Liverpool pada tahun 1987 mengalami perubahan yang
ke 3. Lambang ‘Liver Bird’ kembali berada di dalam tameng seperti
lambang Liverpool FC yang pertama, tetapi kali ini penulisan Liverpool
Football Club di bawah ‘Liver Bird’ tidak di singkat. Lambang ini
bertahan sampai tahun 1992, dimana Liverpool FC akan mengadakan perayaan
hari jadi yang ke 100 tahun.
Untuk merayakan 100 tahun Liverpool FC,
lambang klub mengalami perubahan yang cukup signifikan. Penambahan
ornamen ‘Shankly Gates’ dengan tulisan ‘You’ll Never Walk Alone’ di atas
tameng ‘Liver Bird’ dimaksudkan untuk mengingatkan jasa manajer Bill
Shankly yang telah menjadi pondasi kokoh bagi Liverpool FC. Di dalam
tameng terdapat tulisan Liverpool Football Club 100 tahun dan lambang
‘Liver Bird’. Kemudian di bawah tameng ada tulisan angka 1892-1992.
Tahun 1993 lambang klub kembali berubah
dengan penambahan kobaran api kembar di kedua sisi tameng ‘Liver Bird’.
Kobaran api kembar ini untuk mengenang para Liverpudlian yang menjadi
korban pada tragedi Hillsborough. Lambang Liverpool terakhir ini tidak
banyak mengalami perubahan sampai dengan tahun 1999. Lambang Liverpool
FC yang sekarang ini dibuat pada tahun 1999 hanya dengan komposisi 2
warna. Tetapi sejak tahun 2002, lambang Liverpool FC dibuat dengan ‘full
colour’ seperti sekarang ini.
Langganan:
Postingan (Atom)